Sabtu, 12 Februari 2011

Memaknai arti sebuah kegagalan



Kegagalan.. yah, tak ada manusia di bumi ini yang tak pernah mengenal dan bertemu dengannya. Setiap mereka yang memiliki harapan, kegagalan layaknya pintu pertama yang harus terlebih dahulu ia lewati tuk mencapai apa yang ia inginkan. Bahkan dalam setiap asa yang kita dapatkan, kegagalan juga menjadi sisi kedua yang tak mampu dipisahkan. Mereka yang mampu mencapai karir yang cemerlang misalnya, tak dapat dipungkiri bahwa mereka tentunya memiliki kegagalan pada sisi kehidupan yang lain, baik rumah tangga, keharmonisan cinta dan lain sebagainya.

Singkat kata, kegagalan adalah sebuah kewajaran. Tak ada yang salah dengannya. Ia diciptakan sebagai pengingat bahwa tak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Ia juga hadir sebagai pembeda antara mereka yang bersungguh-sungguh, dan mereka yang hanya sekedarnya saja. Kegagalan juga merupakan sebuah keniscayaan dari sebuah proses panjang kehidupan. Tak ada manusia yang selamanya sukses dan tak ada pula yang seterusnya gagal. Hanyasaja, seringkali orang hanya mengenal dan mengingat kesuksesan hidup seseorang serta mengabaikan rangkaian kegagalan yang pernah ia rasakan sebelumnya.

Hal yang wajar ketika hadir kesedihan saat kenyataan tak seperti apa yang kita harapkan. Namun, tak seharusnya pula kita sedih berlarut-larut ketika suatu saat kita merasa telah gagal. Kenyataan saat ini bukanlah akhir dan tujuan. Ia hanyalah satu bagian kecil dari proses yang jauh lebih panjang. Seberat apapun kesedihan yang kita rasakan, yakinlah bahwa yang demikian adalah yang terbaik untuk kita dapatkan. Kan selalu ada hikmah disetiap kegagalan..

 Kita harus ingat bahwa Allah selalu memberikan apa yang terbaik untuk dijalani oleh hamba-hamba-Nya. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut-Nya dan sebaliknya, apa yang mungkin menurut kita buruk, belum tentu buruk bagi-Nya. Padahal segala kenyataan dan kebaikan yang hakiki adalah Dia yang memilikinya. Jika kenyataan dan kebaikan yang Dia pilihkan untuk kita saat ini adalah kondisi yang menurut kita gagal, bukankah itu kondisi paling indah yang selayaknya kita dapatkan?

Berfikir positif terhadap setiap kenyataan yang pahit adalah bagian dari kemuliaan seseorang. Ia takkan larut oleh keadaan. Ia yakin bahwa setiap dibalik kesusahan kan selalu ada kemudahan. Ia tak lantas berkecil hati dan pasrah. Namun ia tetap tersenyum dan tegak menatap kedepan...

Tak ada realita yang dengan sendirinya indah. Ia lahir dari sebuah perjuangan keras yang tak mengenal lelah. Bahkan sebuah keramik yang bernilai ratusan juta sekalipun, awalnya hanya seonggok tanah liat yang dipukul-pukul, dibakar dan dikeringkan..

Kita pun harus ingat bahwa kegagalan tak hadir dengan sendirinya, tapi ia diciptakan untuk menguji kualitas iman kita. Tak ada jaminan, mereka yang matang dan berpengalaman sekalipun tak lagi mengalami kegagalan. Jika demikian mengapa tak kita kembalikan semua ini pada-Nya? Karena sungguh Dia merindukan air mata tulus yang mengadukan dan menyerahkan semua ketentuan hanya pada-Nya...

Yakinlah, bahwa tak ada satupun cobaan didunia ini yang tak sanggup manusia memikulnya. Badai kan berlalu seiring berjalannya waktu. Dengan hati yang bersih, keyakinan, kesabaran dan pantang menyerah niscaya kegagalan saat ini kan berubah menjadi kebahagiaan jauh lebih indah suatu hari nanti.. Insya allah, aamiin..

Nasehat untuk diri sendiri,
Ari Ahmad Afandi.


Related Article:

0 komentar:

Posting Komentar

Senang jika anda mau meluangkan waktu untuk meninggalkan komentar demi kebaikan blog ini. Terima kasih
- Ari Ahmad Afandi -


 
Copyright 2011 Afandi's Memoirs. All rights reserved.
Theme modified by Ari Ahmad Afandi